- Back to Home »
- Berita Nasional »
- Punya Banyak Kesamaan, Benarkah Prabowo 'Titisan' Soeharto?
Jul 16, 2013
Punya Banyak Kesamaan, Benarkah Prabowo 'Titisan' Soeharto?- Lembaga Survei Nasional (LSN) menempatkan Prabowo Subianto dengan tingkat elektabilitas calon presiden (capres) di urutan tertinggi dibanding calon lainnya. Menurut survei LSN, Prabowo mengingatkan rakyat pada sosok Soeharto.
"Prabowo Subianto merupakan capres struktural dengan elektabilitas tertinggi yakni 22,7 persen. Alasannya publik menginginkan sosok Soeharto yang berlatar belakang militer sebagai anti tesa SBY yang lamban dan itu ada pada sosok Prabowo," jelas Gema Nusantara, salah satu peneliti utama LSN di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).
LSN juga merilis rakyat merindukan sosok berlatar belakang militer yang tegas. SBY, walau berlatar belakang militer, dinilai tak punya ketegasan.
Sosok Prabowo memang berkali-kali disebut seperti Soeharto. Berikut persamaan antara keduanya
1. Sama-sama mantan Pangkostrad
Mayjen Soeharto menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat dari 1 Mei 1963 hingga 2 Desember 1965. Dia tercatat sebagai komandan pertama prajurit baret hijau ini.
Soeharto kemudian memimpin Kostrad dan pasukan RPKAD untuk menumpas Partai Komunis Indonesia. Dia juga yang mengambil alih pimpinan Angkatan Darat setelah peristiwa 30 September.
Letjen Prabowo memimpin Kostrad 20 Maret 1998-22 Mei 1998. Hanya dua bulan Prabowo menempati posisi elite ini. Kisruh 98 memutuskan Presiden BJ Habibie dan Jenderal Wiranto segera mencopot Prabowo sebagai Pangkostrad. Dia digantikan Letjen Johny J Lumintang, yang cuma menjabat satu hari.
Keesokan harinya Letjen Lumintang langsung diganti lagi oleh Letjen Djamari Chaniago.
2. Punya prestasi bagus di militer
Soeharto memiliki latar belakang militer yang kuat. Prestasi militernya cukup menonjol. Soekarno adalah komandan lapangan Serangan Umum 1 Maret 1949. Dia memimpin TNI masuk ke kota Yogyakarta yang dikuasai Belanda.
Serangan ini besar nilainya bagi perjuangan diplomasi. SU 1 Maret membuktikan TNI masih ada, menepis propaganda Belanda yang mengatakan TNI sudah bubar.
Soal SU 1 Maret ini kemudian menuai kontroversi karena Orde Baru juga menempatkan Soeharto sebagai inisiator. Padahal Sultan Hamengku Buwono IX yang punya ide.
Tetapi saat itu Soeharto jelas sebagai komandan lapangan yang menyerbu Yogya. Perannya pun tidak kecil, walau bukan inisiator.
Mayjen Soeharto juga menjadi Panglima Mandala pembebasan Irian Barat tahun 1963. Setelah beberapa operasi militer dan perundingan, Irian Barat, kembali ke pangkuan RI.
Sementara itu Prabowo Subianto masuk jajaran rising star di tubuh ABRI. Pasukan Kopassus di bawah pimpinannya berhasil membebaskan tim ekspedisi Lorentz yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka tahun 1995. Prabowo mendapat pujian dunia internasional.
3. Mencitrakan pemimpin prorakyat kecil
Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat kecil. Dia kerap menyapa petani dan keliling pedesaan.
Prabowo agaknya juga berusaha meniru Soeharto. Dia tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Pidato-pidatonya selalu mencitrakan sebagai pemimpin yang peduli rakyat kecil dan mengusung ekonomi kerakyatan.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini juga menjadikan ekonomi yang pro rakyat kecil sebagai tujuan perjuangannya. Hal ini tercatat dalam Enam Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra 2014-2019.
Pertama adalah membangun ekonomi yang kuat berdaulat, adil, dan makmur. Kedua melaksanakan ekonomi kerakyatan. Ketiga membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamanan sumberdaya air.
Keempat meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya. Kelima membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup. Keenam membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.
4. Tersandung masalah HAM
Komnas HAM menyebut pembunuhan dan kekerasan 1965 sebagai kejahatan dan pelanggaran HAM berat. Soeharto dinilai salah satu yang peling bertanggung jawab dalam kasus itu. Komnas HAM memperkirakan paling sedikit jumlah korban tewas 500.000 orang. Sisanya ditahan tanpa pengadilan dan mengalami kekerasan secara semena-mena.
Komnas HAM pun mencatat kasus penembak misterius di era Soeharto sebagai pelangaran HAM berat. Petrus menjadi alat Soeharto untuk menghabisi para preman yang meresahkan warga.
Sementara itu Prabowo juga tersandung masalah HAM. Dia dituding terlibat penculikan aktivis tahun 1998. Para aktivis HAM dan LSM selalu menyerang Prabowo sebagai capres yang terlibat pelanggaran HAM.
5. Trah Cendana
Prabowo sempat menjadi bagian trah Cendana. Dia menikahi Siti Hediati Prabowo alias Titik Soeharto. Dia menjadi mantu Soeharto.
Dari perkawinan ini Prabowo dikarunia anak bernama Didit. Prabowo dan Titik kemudian berpisah.
Hubungan Prabowo dan Cendana sempat memburuk karena putri-putri Soeharto menganggapnya sebagai pendukung reformasi.
[ sumber ]